Hai, hai! Ao balik lagi hehe
Gak kerasa saya sudah meninggalkan blog saya sekian lamanya sampe bulukan gini. Saya bahkan baru inget saya punya blog, suram. Kalau dibaca-baca ulang, pasti bikin jijik, jadi saya memutuskan untuk tidak membaca postingan yang sudah saya tulis di sini hahahaha. Kalau dilihat-lihat, gimana sih, bocah bikin blog, banyak typo dan kesalahan sana-sini, mohon dimaafkan. Saya pribadi merasa malu.
Kali ini saya gak akan membahas Creepypasta, atau apapun itu, tapi saya akan membuat sebuah buku karya teman saya, Handsome Psychopath Wanted.
Sebenarnya saya sudah baca buku ini tahun lalu, tepatnya saat libutan lebaran, tapi saya baru menulis resensinya sekarang. Sekalian melunaskan tugas Bahasa Indonesia hehe.
Saya publikasikan resensi buku ini di blog cuma buat iseng aja, kali aja ada yang mau baca. Lumayan, promosi untuk teman saya hahahaha.
Sebelumnya saya sudah izin kepada penulis untuk menulis resensi, tapi belum biang mau dipublikasikan di blog (maaf). Tapi saya sangat mengapresiasi karya kak Stylly Rybell a.k.a Cyleuss, terima kasih telah menulis buku ini.
Resensi Buku Handsome Psychopath Wanted
Judul :
Handsome Psychopath Wanted
Pengarang :
Stylly Rybell (Maulida)
Penerbit :
AMB Publisher
Tahun terbit :
Mei 2019
Cetakan ke :
1(Satu)
Penyunting :
Widya AM
Jumlah halaman :
325 halaman
Buku ini menceritakan
kisah seorang penulis dari Indonesia, Jocelyn Alexa Zura yang pindah ke Huston,
Texas, Amerika serikat. Rumah baru yang dibeli Jocelyn merupakan rumah bekas
seorang pembunuh berantai yang menjadi buronan polisi, Stevan Winston. Selain
dikenal sebagai pembunuh yang kejam, Stevan merupakan pemuda berkarisma yang
mampu meluluhlntakkan hati perempuan yang ditemuinya. Pembunuh itu masih
mengklaim bahwa rumah tersebut masih menjadi miliknya, tapi Jocelyn membantah
atas dasar ia telah membelinya.
Jocelyn dihantui oleh sosok
Stevan yang berulang kali datang ke rumah itu, namun Jocelyn tidak gentar
mempertahankan rumah itu. Keberanian Jocelyn menantang pembunuh berkarisma itu
membuat sang pembunuh tertantang.
Selain diusik oleh sosok pembunuh, Jocelyn dilanda rasa penasaran.
Apa yang mengubah Stevan menjadi pembunuh brutal? Gadis itu mengumpulkan
petunjuk-petunjuk dan tanpa sadar ia telah berhubungan terlalu dalam dengan
seorang buronan polisi.
Setiap petunjuk yang
ditemukan oleh Jocelyn membuat alur berkembang sedikit demi sedikit dan membuat
pembaca penasaran kebenaran di balik cerita. Meski mengangkat pembunuh sebagai
tokoh utama, buku ini berjenis romantis. Nuansa romantis yang dipadukan dengan
aksi kriminal dapat mencampur adukkan perasaan pembaca. Pembaca dituntut untuk tenggelam ke dalam cerita
dengan banyaknya narasi yang memvisualisasikan keadaan di dalam cerita dengan
lugas. Penegasan ulang alur sebelumnya di awal bab membuat pembaca mudah untuk
mengingat peristiwa sebelumnya yang
terjadi, seperti cuplikan di awal pembukaan film.
Tokoh-tokoh baru yang
bermunculan seiring berkembangnya cerita menambah lika-liku alur. Stylly Rybell
terkadang memberikan harapan tinggi kepada tokoh utama, kemudian menjatuhkan
kembali tokoh tersebut. Alur cerita tidak berkembang dengan mulus, alurnya
tidak terus naik, melainkan ada kala alur itu terbanting sampai ke dasar
keadaan terpuruk. Pengenalan tokoh juga tidak dirincikan dengan bertele-tele,
penggambaran tokoh dapat disimpulkan sendiri oleh pembaca seiring bergulir
cerita.
Karena tidak begitu
mempertegas karakter pada tokoh, pembaca harus berusaha mengimajinasikan
misteriusnya tokoh pembunuh. Ada beberapa penggunaan kata yang tidak tepat,
kesalahan dalam menulis, dan kesalahan dalam mencetak di buku ini, tetapi gaya
penulisan yang khas menutupi kekurangan-kekurangan tersebut. Penerbit tidak
mencantumkan batasan umur pada buku, topik yang dibahas cukup dewasa, perlu
dipertegas bahwa buku ini tidak ditulis untuk anak-anak.
Ide dasar buku yang mengisahkan
pembunuh sadis yang jatuh cinta ini unik dan menarik pembaca. Horor dan
romantis adalah hal yang bertolak belakang, namun Stylly Rybell mampu memadukan
dan mengembangkan keduanya dengan penuh teka-teki yang cantik. Penulis
alih-alih menyajikan roman picisan, adrenalin pembaca akan terpicu oleh alur
yang suram.